Rabu, 10 Juni 2015

HAMBATAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH

HAMBATAN KOMUNIKASI MASYARAKAT  ACEH




DISUSUN OLEH:
MUNAWIR SAPUTRA
NIP: 140401012
STUDY: PENGANTAR KOMUNIKASI
JURUSAN: KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM








FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH

2014/2015


HAMBATAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH
By
Munawir saputra

1.      Masyarakat tidak semua menguasai bahasa aceh

            Meskipun sejarah memperkenalkan bahwa aceh pada dahulu memiliki bahasa persatuan tersendiri yaitu bahasa aceh akan tetapi tidak semua masyrakat aceh dapat menguasai bahasa aceh baik itu pada kalangan anak muda maupun kalangan orang tua. Hal ini di sebabkan karna tidak adanya pengawasan dari pemerintah untuk mewajibkan bahwa seorang penduduk aceh harus mampu menguasai bahasa aceh dengan baik dan benar sesuai kaidah bahasa aceh.
            Banyak wilayah-wilayah yang menyatakan dirinya bukan bangsa atau rakyat aceh karna mereka pada umumnya tidak menguasai bahasa aceh itu tersendiri. Akan tetapi mereka menguasai bahasa daerah sendiri. Oleh sebab karna itu banyak dari masyarakat mencoba untuk meminta mekar  dari kekuasaan aceh karna tiada ideologi kebangsaan yang tertanam dalam hati masyarakat.
            Hal ini sebenarnya merupakan sebuah masalah besar dalam kehidupan bangsa aceh, dapat kita umpamakan seorang anak yang tinggal dalam sebuah gubuk dengan ibunya tapi anak itu tidak tahu siapa ibu yang telah melahirkannya hal itu lah yang terjadi di kalangan rakyat aceh dan sampai saat ini belum ada solusi dari pihak pemerintah.Jika seandainya saja seorang anak terlahir di tanah aceh ini  dengan bahasa orang tua nya yaitu bahasa aceh  maka tentunya anak itu akan mengikuti bahasa orang tuanya. Akan tetapi orang tua sekarang malahan lebih senang menggunakan bahasa asing meskipun hal itu terdapat sisi yang baik nya namun hal itu juga tidak akan terlepas dari segi negatifnya karna anak tersebut tidak akan tahu bahasa mana yang akan menjadi bahasa pokoknya yang di gunakan dala sehari-hari.
            Dahulu di sekolah dasar memiliki mata study muatan local yang mengajarkan tentang bahasa aceh namun kurikulum saat ini sudah menghilangkan studi tersebut sehingga mereka yang anak-anak belum menguasai bahasa aceh tersebut akan mengikuti lingkungan tempat tinggalnya sendiri. Apabila lingkungannya itu mayoritas bahasa aceh maka aceh pula bahasa dia dan sebaliknya apabila anak itu lingkungannya bahasa gayo, alas, maka gayo alaslah dia demikian berikutnya.
Hal ini merupakan hambatan komunikasi terbesar bagi rakyat aceh yang sampai saat ini belum ada jalan keluar dari pemerintah.

2.      Ekonomi melemah

            Melemahnya ekonomi masyarakat aceh merupakan problem terbesar yang terjadi saat ini. Dengan mata pencaharian mayoritas masyarakat aceh adalah petani hal ini membuat masyarakat susah dalam menyesuaikan diri dengan  perkembangan zaman yang  semakin hari semakin maju pesat. Perlu modal yang tinggi untuk menyesuaikan keadaan zaman agar proses  komunikasi dapat berjalan secara efektif. Meskipun sebagian kecil masyarakat bermata  pencaharian pegawai negeri sipil dengan gaji yang  jutaan atau puluh jutaan namun belum juga tentu mampu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan zaman.
            Sekarang zaman sudah  maju namun aceh masih daerah berkembang. Komunikasi pun semakin melemah. Komunikasi sekarang perlu cepat dan tepat.Analoginya mobil juga merupakan alat bantu untuk menyukseskan proses komunikasi. Apabila seandainya datang hujan tentunya kita perlu alat yang aman untuk mencapai suatu tujuan.
            Begitu juga dengan menyampaikan suatu informasi perlu cepat karna kita bersaing dengan orang lain maka dari itu tentunya kita membutuhkan alat penyokong untuk menyukseskan proses komunikasi seperti sebuah camera atau pun handphone seluler untuk menjadi saksi bisu untuk menyampaikan sebuah informasi.
            Di dunia barat, kita bisa mengambil sisi positifnya dimana-dimana camera cctv terpasang sehingga informasi bisa di liput secara langsung dengan bukti-bukti yang lebih nyata misalnya sebuah kecelakaan terjadi di jalan tol dengan adanya cctv tersebut informasi bisa di akses di detik itu juga.
             Uang memang bukan segalanya akan tetapi tanpa uang kita tidak bisa hidup di dunia globalisasi ini. Sebagai pemerintah seharusnya memberikan sebuah perhatian untuk masyarakat, dalam dunia informasi harus terbuka sehingga tidak terjadi salah sangka di kalangan masyarakat. Di aceh 75 % harta kekayaannya sudah di kelola oleh pemerintah sendiri, seharusnya provinsi aceh ini menjadi contoh yang lebih baik dari provinsi lain. Apakah informasi yang salah atau memang pemerintah yang lalai hal inilah betapa butuhnya komunikasi untuk menghilangkan keraguan dari pemerintah.
             Menurut beberapa ahli mengungkapkan bahwa masyarakat aceh ini memiliki sifat pemalas yang sudah membeku di benak masyarakat hal itulah yang perlu di hilangkan dari diri masyarakat. Sering mengintropeksi diri atau komunikasi dengan diri sendiri itu adalah salah satu jalan untuk menuju lebih baik jangan selalu duduk diwarung kopi yang tidak mendapatkan rmanfaat.

3.      Bencana alam

            Dimana-mana kita mendengar adanya bencana seperti longsor, banjir, tsunami dan lain-lain merupakan sebuah hambatan dalam komunikasi. Bayangkan saja di kala tsunami 2004 silam dimana alat-alat komunikasi tidak berfungsi sama sekali. Seakan-akan kita kehilangan arah tidak ada tempat pengaduan dan tidak tahu bagaimana  karna sinyal hp di masa itu nihil. Itu contoh kecil dan bagaimana seandainya tiba-tiba pusat informasi yang setiap hari meliput berita tiba-tiba terbakar maka dari mana pula informasi bisa kita dapatkan. Atau jalan rusak dan jembatan putus akibat banjir bagaimana kita bisa mendapatkan informasi ? apakah dari korban bencana itu sendiri? Mereka saja sibuk dengan urusan sendirinya. Maka dari itu perlunya kita kewaspadaan dalam menghadapi bencana dengan mencari informasi tentang keadaan alam dan memberi perhatian khusus. Seperti membuat spanduk-spanduk di jalan tentang waspada bencana. Bencana tidak bisa kita prediksi kapan datangnya tapi kita butuh kesiapan dalam menghadapinya.

4.      Perang

            Kontak senjata memang tidak asing lagi terdengar di aceh meskipun keadaan sudah damai namun masih juga sering kita dengar kontak senjata kecil-kecilan walaupun tidak melibatkan semua tokoh masyarakat. Akan tetapi hal itu juga menjadi hambatan komunikasi bagi khalayak. Semua akan berulang kali berpikir untuk keluar rumah atau tidak karna nyawa taruhannya. Semua aktifitas jadi tidak normal. Hal ini harus kita bakar hanguskan dari bumi aceh dan menjaga kedamaian untuk mendapatkan ketentraman hidup di bumi aceh ini.



5.      Pemerintah yang korupsi

            Bagaimana kita bisa membangun sebuah rumah bila uang yang bertahun-tahun kita tabung dengan susah payah tiba-tiba menghilang begitu saja. Begitulah yang terjadi di aceh sekarang, dana yang seharusnya di jadikan untuk kemakmuran rakyat di alokasikan ke jalan lain. Bukankah perang lagi yang di inginkannya. Contoh kecil lampu merah alat komunikasi bagi pengguna jalan yang sebentar-bentar rusak. Apakah karna sering terkena hujan atau memang kualitas lampunya memang kurang bermutu,hal itu tanda Tanya bagi kita. Hal itu cukup berbahaya pada hakikatnya.

6.      Haus kekuasaan

            Semua orang berlomba-lomba mencalonkan diri untuk menjadi seorang pemimpin, bersaing secara saling menjatuhkan, sehingga terjadi rasa tidak senang antara sesame pesaing sehingga yang awal mula hubungan mereka baik-baik saja menjadi hancur. Tidak pernah saling menyapa lagi, ini juga dapat menghambat proses komunikasi.

7.       Lapangan kerja minim

            Siapa bisa hidup bila hanya menganggur di rumah padahal sudah sarjana tapi lowongan kerja minim. Kemana bakat akan disalurkan. Bagaimana seorang lulusan guru tapi tidak ada lowongan kerja maka kemanakah dia akan mengajar dan siapa yang akan di ajar dengan ilmu yang telah didapatkan dari sejak lahir itu. Bila seandainya lowongan kerja memadai tentunya bakat-bakat yang ada akan tersalurkan dan tidak ada lagi hambatan dalam komunikasi karna sesuatu telah di letakkan pada tempatnya.

8.      Kebudayaan

            Kebudayaan merupakan suatu harga mati dalam suatu daerah. Hilang budaya itu maka hilanglah wibawa daerah itu. Suatu kebudayaan merupakan informasi yang tak tertulis dalam menyampaikan informasi. Seperti tarian-tarian yang melambangkan kehidupan sebuah  kerajaan di zaman dahulu. Menandakan bahwa masa kerajaan pernah seperti ini atau seperti itu. Dengan adanya kebudayaan yang di kembangkan secara turun temurun maka informasi itu juga akan tetap terjaga dan apa bila nilai-nilai budaya yang perlahan-lahan menghilang maka akan hilanglah informasi itu seperti yang kita alami di masyarkat aceh sekarang. Contoh lain, dahulu masa nenek moyang kita apabila ingin membangun sebuah rumah maka akan digunakan system gotong royong sehingga dari itu orang kampung semua berkumpul dan saling berbagi informasi yang mereka ketahui,satu orang satu informasi dan terkumpul menjadi banyak informasi jadi dibandingkan dengan keadaan sekarang yang nilai-nilai gotong royong telah menghilang sedikit demi sedikit dan mungkin hanya daerah perkampungan yang bertahan itupun tinggal satu atau dua lagi. Kepedulian sesama tetangga pun sangat kurang sekarang dan bagaimana bisa kalau demikian proses komunikasi bisa berjalan sukses.

9.      Suku yang berbeda

            Semua pasti bangga apabila banyak suku di daerahnya akan tetapi memiliki nilai negatif juga karna banyak suku tentu tiap suku memiliki bahasa daerah masing bermasing. Maka dari itu sering terjadi salah persepsi apabila komunikasi antara suku yang berbeda. Contoh, kata-kata ember di daerah bireun itu bermakna sebuah timba sedangkan di daerah aceh selatan bermakna ember. Dan penggunaan logat bahasa aceh selatan yang ke arah kasar-kasaran menurut aceh lain seperti penggunaan kata-kata kah (kamu) menurut daerah lain itu sudah terlalu kasar padahal bagi aceh selatan itu kata sudah yang paling lembut dari hal itu saja sudah banyak persepsi yang berbeda sedangkan masih dalam bahasa aceh.

10.  Daerah mantra

            Daerah guna-guna sangat terkenal di dunia aceh, hal itu orang sangat lebih hati-hati dalam berkomunikasi karna takut menyinggung perasaan comunican karna dapat mengancam keselamatan diri komunikator jadi ide-ide yang ingin disampaikan hilang begitu saja.



11.  Perbedaan agama
            Daerah aceh di kenal sebagai daerah syariat islam jadi sangat sensitif dengan agama lain. Jadi apa bila ingin berkomuni dengan agama lain juga akan berpikir berulang kali karna takut ancaman dari agama lain dari segi aqidah.
Seperti kejadian baru-baru ini tentang seorang dosen membawa mahasiswi belajar ke gereja dan secara spontan masyarakat merespon dengan tidak setuju dengan hal yang di lakukan oleh dosen itu. Mungkin saja menurut dosen itu ada segi positif dengan belajar di gereja tapi karna hal itu sangat tabu di masyarakat aceh jadi tidak dapat di terima. Jadi perbedaan agama juga menghambat komunikasi.

12.  Aliran sesat

            Sering kita dengar aliran sesat tidak tahu datang dari mana dan dari siapa mungkin saja bisa datang dari orang yang terdekat ataupun yang mengajarkan kita sehari. Jadi dari berita-berita itu masyarakat lebih was-was untuk menerima suatu informasi memerlukan penyaringan terlebih dahulu tidak bisa semena-mena menerima suatu informasi. Dengan praduga yang demikian tentunya juga dapat menghambat proses komunikasi.

13.  Kualitas pendidikan yang rendah

            Pendidikan yang rendah merupakan factor utama dari semua aspek. Rendah aspek pendidikan maka makin tinggi pula hambatan komunikasi.
Di dunia pendidikanlah tempat belajar dan menggali segala problem yang ada di daerah aceh ini.
            Contoh, dunia luar terkini menyampaikan pesan melalui dunia perfilman akan tetapi  dunia aceh meskipun banyak perfilman yang di releas namun tidak mampu bersaing dengan daerah luar, guru yang minim bahan praktek tidak mendukung semua tidak akan berjalan. Hanya mengandalkan media cetak dan radio tidak selamanya masyarakat akan menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikasi, masyarkat pada umumnya membutuhkan sarana komunikasi melalui media hiburan yang tidak membosankan yang lebih kreatif maka dari itu kita di aceh khususnnya membutuh ilmu pengetahuan yang luas untuk mendapatkan tujuan yang ingin di capai.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar