HAMBATAN KOMUNIKASI MASYARAKAT
ACEH
DISUSUN OLEH:
MUNAWIR SAPUTRA
NIP: 140401012
STUDY: PENGANTAR KOMUNIKASI
JURUSAN: KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2014/2015
HAMBATAN
KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH
By
Munawir
saputra
1.
Masyarakat tidak semua menguasai bahasa aceh
Meskipun sejarah
memperkenalkan bahwa aceh pada dahulu memiliki bahasa persatuan tersendiri
yaitu bahasa aceh akan tetapi tidak semua masyrakat aceh dapat menguasai bahasa
aceh baik itu pada kalangan anak muda maupun kalangan orang tua. Hal ini di
sebabkan karna tidak adanya pengawasan dari pemerintah untuk mewajibkan bahwa
seorang penduduk aceh harus mampu menguasai bahasa aceh dengan baik dan benar
sesuai kaidah bahasa aceh.
Banyak
wilayah-wilayah yang menyatakan dirinya bukan bangsa atau rakyat aceh karna
mereka pada umumnya tidak menguasai bahasa aceh itu tersendiri. Akan tetapi
mereka menguasai bahasa daerah sendiri. Oleh sebab karna itu banyak dari
masyarakat mencoba untuk meminta mekar dari kekuasaan aceh karna tiada ideologi kebangsaan
yang tertanam dalam hati masyarakat.
Hal ini sebenarnya
merupakan sebuah masalah besar dalam kehidupan bangsa aceh, dapat kita
umpamakan seorang anak yang tinggal dalam sebuah gubuk dengan ibunya tapi anak
itu tidak tahu siapa ibu yang telah melahirkannya hal itu lah yang terjadi di
kalangan rakyat aceh dan sampai saat ini belum ada solusi dari pihak
pemerintah.Jika seandainya saja seorang anak terlahir di tanah aceh ini dengan bahasa orang tua nya yaitu bahasa
aceh maka tentunya anak itu akan
mengikuti bahasa orang tuanya. Akan tetapi orang tua sekarang malahan lebih
senang menggunakan bahasa asing meskipun hal itu terdapat sisi yang baik nya
namun hal itu juga tidak akan terlepas dari segi negatifnya karna anak tersebut
tidak akan tahu bahasa mana yang akan menjadi bahasa pokoknya yang di gunakan
dala sehari-hari.
Dahulu di sekolah
dasar memiliki mata study muatan local yang mengajarkan tentang bahasa aceh
namun kurikulum saat ini sudah menghilangkan studi tersebut sehingga mereka
yang anak-anak belum menguasai bahasa aceh tersebut akan mengikuti lingkungan
tempat tinggalnya sendiri. Apabila lingkungannya itu mayoritas bahasa aceh maka
aceh pula bahasa dia dan sebaliknya apabila anak itu lingkungannya bahasa gayo,
alas, maka gayo alaslah dia demikian berikutnya.
Hal ini merupakan hambatan komunikasi terbesar bagi rakyat aceh
yang sampai saat ini belum ada jalan keluar dari pemerintah.
2.
Ekonomi melemah
Melemahnya ekonomi
masyarakat aceh merupakan problem terbesar yang terjadi saat ini. Dengan mata
pencaharian mayoritas masyarakat aceh adalah petani hal ini membuat masyarakat
susah dalam menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman yang semakin
hari semakin maju pesat. Perlu modal yang tinggi untuk menyesuaikan keadaan
zaman agar proses komunikasi dapat
berjalan secara efektif. Meskipun sebagian kecil masyarakat bermata pencaharian pegawai negeri sipil dengan gaji
yang jutaan atau puluh jutaan namun
belum juga tentu mampu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan zaman.
Sekarang zaman
sudah maju namun aceh masih daerah
berkembang. Komunikasi pun semakin melemah. Komunikasi sekarang perlu cepat dan
tepat.Analoginya mobil juga merupakan alat bantu untuk menyukseskan proses
komunikasi. Apabila seandainya datang hujan tentunya kita perlu alat yang aman
untuk mencapai suatu tujuan.
Begitu juga dengan
menyampaikan suatu informasi perlu cepat karna kita bersaing dengan orang lain
maka dari itu tentunya kita membutuhkan alat penyokong untuk menyukseskan
proses komunikasi seperti sebuah camera atau pun handphone seluler untuk
menjadi saksi bisu untuk menyampaikan sebuah informasi.
Di dunia barat,
kita bisa mengambil sisi positifnya dimana-dimana camera cctv terpasang
sehingga informasi bisa di liput secara langsung dengan bukti-bukti yang lebih
nyata misalnya sebuah kecelakaan terjadi di jalan tol dengan adanya cctv
tersebut informasi bisa di akses di detik itu juga.
Uang memang bukan segalanya akan tetapi tanpa
uang kita tidak bisa hidup di dunia globalisasi ini. Sebagai pemerintah
seharusnya memberikan sebuah perhatian untuk masyarakat, dalam dunia informasi
harus terbuka sehingga tidak terjadi salah sangka di kalangan masyarakat. Di
aceh 75 % harta kekayaannya sudah di kelola oleh pemerintah sendiri, seharusnya
provinsi aceh ini menjadi contoh yang lebih baik dari provinsi lain. Apakah
informasi yang salah atau memang pemerintah yang lalai hal inilah betapa
butuhnya komunikasi untuk menghilangkan keraguan dari pemerintah.
Menurut beberapa ahli mengungkapkan bahwa
masyarakat aceh ini memiliki sifat pemalas yang sudah membeku di benak
masyarakat hal itulah yang perlu di hilangkan dari diri masyarakat. Sering
mengintropeksi diri atau komunikasi dengan diri sendiri itu adalah salah satu
jalan untuk menuju lebih baik jangan selalu duduk diwarung kopi yang tidak
mendapatkan rmanfaat.
3.
Bencana alam
Dimana-mana kita
mendengar adanya bencana seperti longsor, banjir, tsunami dan lain-lain
merupakan sebuah hambatan dalam komunikasi. Bayangkan saja di kala tsunami 2004
silam dimana alat-alat komunikasi tidak berfungsi sama sekali. Seakan-akan kita
kehilangan arah tidak ada tempat pengaduan dan tidak tahu bagaimana karna sinyal hp di masa itu nihil. Itu contoh
kecil dan bagaimana seandainya tiba-tiba pusat informasi yang setiap hari
meliput berita tiba-tiba terbakar maka dari mana pula informasi bisa kita dapatkan.
Atau jalan rusak dan jembatan putus akibat banjir bagaimana kita bisa
mendapatkan informasi ? apakah dari korban bencana itu sendiri? Mereka saja
sibuk dengan urusan sendirinya. Maka dari itu perlunya kita kewaspadaan dalam
menghadapi bencana dengan mencari informasi tentang keadaan alam dan memberi
perhatian khusus. Seperti membuat spanduk-spanduk di jalan tentang waspada
bencana. Bencana tidak bisa kita prediksi kapan datangnya tapi kita butuh
kesiapan dalam menghadapinya.
4.
Perang
Kontak senjata
memang tidak asing lagi terdengar di aceh meskipun keadaan sudah damai namun
masih juga sering kita dengar kontak senjata kecil-kecilan walaupun tidak
melibatkan semua tokoh masyarakat. Akan tetapi hal itu juga menjadi hambatan
komunikasi bagi khalayak. Semua akan berulang kali berpikir untuk keluar rumah
atau tidak karna nyawa taruhannya. Semua aktifitas jadi tidak normal. Hal ini
harus kita bakar hanguskan dari bumi aceh dan menjaga kedamaian untuk
mendapatkan ketentraman hidup di bumi aceh ini.
5.
Pemerintah yang korupsi
Bagaimana kita
bisa membangun sebuah rumah bila uang yang bertahun-tahun kita tabung dengan
susah payah tiba-tiba menghilang begitu saja. Begitulah yang terjadi di aceh
sekarang, dana yang seharusnya di jadikan untuk kemakmuran rakyat di alokasikan
ke jalan lain. Bukankah perang lagi yang di inginkannya. Contoh kecil lampu
merah alat komunikasi bagi pengguna jalan yang sebentar-bentar rusak. Apakah
karna sering terkena hujan atau memang kualitas lampunya memang kurang
bermutu,hal itu tanda Tanya bagi kita. Hal itu cukup berbahaya pada hakikatnya.
6.
Haus kekuasaan
Semua orang
berlomba-lomba mencalonkan diri untuk menjadi seorang pemimpin, bersaing secara
saling menjatuhkan, sehingga terjadi rasa tidak senang antara sesame pesaing
sehingga yang awal mula hubungan mereka baik-baik saja menjadi hancur. Tidak
pernah saling menyapa lagi, ini juga dapat menghambat proses komunikasi.
7.
Lapangan kerja minim
Siapa bisa hidup
bila hanya menganggur di rumah padahal sudah sarjana tapi lowongan kerja minim.
Kemana bakat akan disalurkan. Bagaimana seorang lulusan guru tapi tidak ada
lowongan kerja maka kemanakah dia akan mengajar dan siapa yang akan di ajar
dengan ilmu yang telah didapatkan dari sejak lahir itu. Bila seandainya
lowongan kerja memadai tentunya bakat-bakat yang ada akan tersalurkan dan tidak
ada lagi hambatan dalam komunikasi karna sesuatu telah di letakkan pada
tempatnya.
8.
Kebudayaan
Kebudayaan
merupakan suatu harga mati dalam suatu daerah. Hilang budaya itu maka hilanglah
wibawa daerah itu. Suatu kebudayaan merupakan informasi yang tak tertulis dalam
menyampaikan informasi. Seperti tarian-tarian yang melambangkan kehidupan
sebuah kerajaan di zaman dahulu.
Menandakan bahwa masa kerajaan pernah seperti ini atau seperti itu. Dengan adanya
kebudayaan yang di kembangkan secara turun temurun maka informasi itu juga akan
tetap terjaga dan apa bila nilai-nilai budaya yang perlahan-lahan menghilang
maka akan hilanglah informasi itu seperti yang kita alami di masyarkat aceh
sekarang. Contoh lain, dahulu masa nenek moyang kita apabila ingin membangun
sebuah rumah maka akan digunakan system gotong royong sehingga dari itu orang
kampung semua berkumpul dan saling berbagi informasi yang mereka ketahui,satu
orang satu informasi dan terkumpul menjadi banyak informasi jadi dibandingkan
dengan keadaan sekarang yang nilai-nilai gotong royong telah menghilang sedikit
demi sedikit dan mungkin hanya daerah perkampungan yang bertahan itupun tinggal
satu atau dua lagi. Kepedulian sesama tetangga pun sangat kurang sekarang dan
bagaimana bisa kalau demikian proses komunikasi bisa berjalan sukses.
9.
Suku yang berbeda
Semua pasti bangga
apabila banyak suku di daerahnya akan tetapi memiliki nilai negatif juga karna
banyak suku tentu tiap suku memiliki bahasa daerah masing bermasing. Maka dari
itu sering terjadi salah persepsi apabila komunikasi antara suku yang berbeda.
Contoh, kata-kata ember di daerah bireun itu bermakna sebuah timba sedangkan di
daerah aceh selatan bermakna ember. Dan penggunaan logat bahasa aceh selatan
yang ke arah kasar-kasaran menurut aceh lain seperti penggunaan kata-kata kah (kamu)
menurut daerah lain itu sudah terlalu kasar padahal bagi aceh selatan itu kata
sudah yang paling lembut dari hal itu saja sudah banyak persepsi yang berbeda
sedangkan masih dalam bahasa aceh.
10.
Daerah mantra
Daerah guna-guna
sangat terkenal di dunia aceh, hal itu orang sangat lebih hati-hati dalam
berkomunikasi karna takut menyinggung perasaan comunican karna dapat mengancam
keselamatan diri komunikator jadi ide-ide yang ingin disampaikan hilang begitu
saja.
11.
Perbedaan agama
Daerah aceh di
kenal sebagai daerah syariat islam jadi sangat sensitif dengan agama lain. Jadi
apa bila ingin berkomuni dengan agama lain juga akan berpikir berulang kali
karna takut ancaman dari agama lain dari segi aqidah.
Seperti kejadian baru-baru ini tentang seorang dosen membawa mahasiswi
belajar ke gereja dan secara spontan masyarakat merespon dengan tidak setuju
dengan hal yang di lakukan oleh dosen itu. Mungkin saja menurut dosen itu ada
segi positif dengan belajar di gereja tapi karna hal itu sangat tabu di
masyarakat aceh jadi tidak dapat di terima. Jadi perbedaan agama juga
menghambat komunikasi.
12.
Aliran sesat
Sering kita dengar
aliran sesat tidak tahu datang dari mana dan dari siapa mungkin saja bisa
datang dari orang yang terdekat ataupun yang mengajarkan kita sehari. Jadi dari
berita-berita itu masyarakat lebih was-was untuk menerima suatu informasi
memerlukan penyaringan terlebih dahulu tidak bisa semena-mena menerima suatu
informasi. Dengan praduga yang demikian tentunya juga dapat menghambat proses
komunikasi.
13.
Kualitas pendidikan yang rendah
Pendidikan yang
rendah merupakan factor utama dari semua aspek. Rendah aspek pendidikan maka
makin tinggi pula hambatan komunikasi.
Di dunia pendidikanlah tempat belajar dan menggali segala problem
yang ada di daerah aceh ini.
Contoh, dunia luar
terkini menyampaikan pesan melalui dunia perfilman akan tetapi dunia aceh meskipun banyak perfilman yang di
releas namun tidak mampu bersaing dengan daerah luar, guru yang minim bahan
praktek tidak mendukung semua tidak akan berjalan. Hanya mengandalkan media
cetak dan radio tidak selamanya masyarakat akan menerima pesan-pesan yang
disampaikan oleh komunikasi, masyarkat pada umumnya membutuhkan sarana
komunikasi melalui media hiburan yang tidak membosankan yang lebih kreatif maka
dari itu kita di aceh khususnnya membutuh ilmu pengetahuan yang luas untuk
mendapatkan tujuan yang ingin di capai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar