Rabu, 10 Juni 2015

1 | T a r k u s S u g a n d a : M a n f a a t P e r t a n i a n MANFAAT PERTANIAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

1 | T a r k u s  S u g a n d a  : M a n f a a t  P e r t a n i a n
MANFAAT PERTANIAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Oleh :
Tarkus Suganda
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
tarkussuganda@unpad.ac.id
PENDAHULUAN
Banyak  orang  yang  mengartikan  pertanian  secara  sempit,  yaitu  hanya  menganggap
bahwa  pertanian  adalah  kegiatan  membudidayakan  tanaman  (bercocok  tanam)  untuk
konsumsi  manusia.    Pertanian  dalam  arti  luas,  mencakup  bidang  peternakan,  perikanan,
perkebunan, kehutanan produksi, hutan alam dan lingkungan hidup.
Sempitnya pemahaman masyarakat tentang  pertanian menghasilkan konotasi bahwa
pertanian  hanya  merupakan  kegiatan  yang  memproduksi  bahan  makanan  saja.  Padahal
kegiatan pertanian memiliki multi-manfaat bagi  kehidupan manusia. Minimnya pemahaman
tentang manfaat pertanian bagi kehidupan manusia,  pada gilirannya menyebabkan apresiasi
masyarakat terhadap pertanian, menjadi tidak sebagaimana harusnya.
Tulisan  ini  dimaksudkan  untuk  lebih  memperluas  wawasan  tentang  berbagai
manfaat  pertanian  bagi  kehidupan  manusia.   Diharapkan,  setelah  membaca  tulisan  ini,
apresiasi  pembaca  terhadap  bidang  pertanian  akan  bertambah,  sehingga  pada  gilirannya,
pembaca  dapat  memberikan  kontribusi  positip  terhadap  pelestarian  dan  pengembangan
pertanian, sebagai apa pun profesi dan latar belakang kehidupannya masing-masing.
MULTIFUNGSI PERAN PERTANIAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Pertanian memberikan multifungsi bagi kehidupan manusia.  Pertanian, paling tidak
dapat menyediakan  berbagai kebutuhan manusia akan oksigen, air,  pangan, sandang,  papan
(perumahan),  keamanan,  pekerjaan,  sosial  politik,  industri,  pekerjaan,  kesehatan,  serta
pariwisata dan lingkungan hidup.
Pertanian Sebagai Penyedia Oksigen
Kebutuhan  pertama  yang  paling  mendasar  bagi  manusia  adalah  oksigen  (O2).
Sebegitu  pentingnya  oksigen  bagi  kehidupan  manusia,  adalah  seseorang  dapat  bertahan
hidup berminggu-minggu tanpa makanan atau beberapa hari tanpa air, tetapi tanpa oksigen,
otak manusia hanya mampu bertahan antara 5-7 menit saja. Walaupun oksigen sangat vital
bagi  kehidupan  manusia,  namun  karena  ketersediaannya  di  alam  secara  gratis,  maka
manusia jarang mengapresiasinya. Kecuali ketika ia susah bernapas atau berada di tempat
yang  tertutup  atau  beroksigen  tipis  (misalnya  di  puncak  gunung  yang  tinggi)  dan  di  ICU
rumah sakit.
Oksigen, walaupun secara teknis dapat diproduksi oleh manusia, dan dimasukkan ke
dalam  tabung,  namun  kemasannya  sangatlah  tidak  praktis.   Yang  paling  praktis  tentunya
adalah  yang  tersedia  bebas  di  udara.   Oksigen  bebas  tersebut  dihasilkan  oleh  tumbuhan
sebagai produk dari kegiatan fotosintesis, melalui reaksi kimia sebagai berikut :
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Betapa  agungnya  Sang  Pencipta  yang  telah  mengatur  adanya  proses  fotosintesis
dengan menciptakan tumbuhan sebagai mesinnya, dan betapa baiknya tumbuhan yang telah
menghasilkan oksigen secara gratis, karena bayangkan jika harus membeli, berapa mahalnya
harga oksigen per tabungnya.
Pertanian Sebagai Penyedia Air
2 | T a r k u s  S u g a n d a  : M a n f a a t  P e r t a n i a n
Tumbuhan,  terutama  pohon-pohon  besar  yang  tumbuh  di  pegunungan,  terlibat
secara  langsung  dalam  siklus  hidrologi  (siklus  air).   Hujan  yang  turun  di  atas  pegunungan
akan  ditangkap  airnya  oleh  perakaran  pohon-pohon,  kemudian  menyimpannya  di  dalam
tanah  dan  kemudian  dikeluarkan  melalui  mata  air  yang  jernih  di  kaki  pegunungan.   Jika
pohon-pohon  di pegunungan ditebang dan gunung menjadi gundul, maka air tidak terserap
dan akan menyebabkan erosi dan banjir lumpur yang sering menyengsarakan.
Pertanian Sebagai Penyedia Pangan
Setelah oksigen dan air, kebutuhan manusia terpenting berikutnya adalah  makanan
(pangan).   Sampai  sejauh  ini,  pangan  masih  disediakan  oleh  pertanian  (dalam  arti  luas  :
daging  oleh  peternakan  dan  perikanan).   Teknologi  modern  yang  ada  sekarang  pun  belum
dapat  membuat  makanan  sintetis,  sehingga  untuk  kebutuhan  pangannya,  manusia  masih
mengandalkan produk-produk pertanian.
Peranan  pertanian  sebagai  penyedia  pangan  akan  semakin  krusial  dikarenakan
populasi umat manusia di bumi ini bertambah  sekitar 2% pertahun, sementara peningkatan
produktivitas pertanian justru lebih rendah dan selalu berkisar kurang dari 2%.  Ironisnya,
populasi  terbanyak  umat  manusia  terdapat  di  negara-negara  berkembang  yang  memiliki
produksi  dan  produktivitas  pertanian  yang  rendah,  sementara  produksi  dan  produktivitas
serta pemasarannya, dikuasai oleh negara-negara maju yang populasinya relatif lebih kurang.
Pertanian Sebagai Penyedia Bahan Papan
Walaupun papan atau perumahan, dapat dibuat dari berbagai bahan sintetis, semisal
plastik,  seng,  beton,  dll.,  tetapi  sebagian  besar  bahannya  menggunakan  produk  pertanian,
terutama kayu.  Kayu dan bahan produk pertanian lainnya juga menjadi bahan baku berbagai
mebeler.
Pertanian Sebagai Penyedia Faktor Keamanan
Produk  pertanian  juga  banyak  digunakan  sebagai  bahan  baku  berbagai  alat-alat
keamanan,  karena  beratnya  yang  ringan  dan  mudah  dibentuk,  misalnya  bagian  dari
komponen senjata, dan alat-alat perlindungan dan beladiri lainnya.  Komponen terbesar dari
sebuah rumah juga berbahan baku kayu yang merupakan produk pertanian. Rumah adalah
bangunan  yang  ditujukan  untuk  keamanan  dan  tempat  tinggal  keluarga,  yang  melindungi
dari cuaca dan faktor-faktor pengancam keamanan lainnya.
Pertanian Sebagai Sumber Nafkah (Bidang Pekerjaan)
Produk kegiatan pertanian merupakan barang-barang bernilai ekonomis yang dapat
diperjualbelikan,  sehingga  kegiatan  pertanian,  bukan  saja  sebagai  suatu  upaya  untuk
memenuhi  kebutuhan  sendiri,  tetapi  juga  dapat  merupakan  pekerjaan  untuk  mendapatkan
nafkah.   Dari  proses  produksinya  (bibit,  benih,  pupuk  dan  sarana  peralatan  lainnya),
pemeliharaan,  pemanenan,  pengolahan,  pengepakan,  pemasaran,  pembiayaan,  dll.
melibatkan berbagai jenis usaha dan pekerjaan, dan telah menjadi mata pencaharian berjutajuta orang di seluruh dunia.
Jika  suatu  kegiatan  non-pertanian  koleps  atau  bangkrut,  contohnya  ketika  PT
Dirgantara  Indonesia  dan  berbagai  bank  mengalami  krisis  dan  bangkrut,  maka  usaha  yang
pertama  yang  dipilih  oleh  orang-orang  yang  kehilangan  mata  pencaharian  adalah  kegiatan
pertanian.   Sejarah  krisis  ekonomi  di  seluruh  dunia  membuktikan  bahwa  ketika  lapangan
kerja lain tidak ada, manusia kembali ke pertanian.
Pertanian Sebagai Faktor Sosio-Politik
Mengingat  produk  pertanian  bernilai  ekonomi  tinggi,  maka  tentunya  dapat
digunakan  sebagai  suatu  alat  sosio-politik.   Pemerintah  suatu  negara  yang  gagal
menyediakan  produk  pertanian,  terutama  pangan  yang  cukup  untuk  rakyatnya  sudah
terbukti  banyak  yang  jatuh.   Uni  Sovyet  sebagai  negara  adikuasa  ternyata  terpecah-pecah
menjadi puluhan negara-negara kecil, bukan oleh senjata nuklir tetapi oleh ketidakmampuan
3 | T a r k u s  S u g a n d a  : M a n f a a t  P e r t a n i a n
Pemerintahannya dalam menyediakan keadilan pangan yang cukup buat rakyatnya.  Rakyat
yang  kelaparan  dapat  berdemonstrasi  bahkan  menimbulkan  kekacauan  jika  perut  mereka
kosong karena produk pertanian sulit dan mahal.
Pertanian Sebagai Penyedia Bahan Baku Industri
Produk  pertanian,  selain  dapat  dikonsumsi  secara  langsung  banyak  juga  yang
merupakan  bahan  baku  berbagai  jenis  industri.   Sebagai  contoh,  tanaman  obat  merupakan
bahan baku industri jamu dan farmasi, tanaman berminyak, a.l. kelapa sawit, kacang tanah,
bunga  matahari,  kanola,  menjadi  bahan  baku  industri  minyak.   Sementara  getah  karet
menjadi bahan baku industri ban dan industri yang menggunakan lateks.
Dari berbagai bahan baku tanaman, tersebar berbagai jenis industri yang sering juga
berupa  rangkaian  industri  dari  hulu  sampai  ke  hilir.   Berjuta-juta  orang  sangat  tergantung
dari tetap berlangsungnya kegiatan industri-industri tersebut. Jika bahan baku tidak dapat
lagi disuplai oleh dunia pertanian, dapat dibayangkan apa yang akan terjadi.
Pertanian Sebagai Sumber Devisa Negara
Produk pertanian juga tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri di dalam negeri, tetapi
banyak juga yang dapat diekspor untuk memenuhi kebutuhan negara-negara lain. Kegiatan
ekspor ini akan menghasilkan devisa yang sangat penting untuk membiayai pembangunan.
Di antara produk pertanian Indonesia yang banyak diekspor adalah kayu, kakao, kopi, karet,
rotan, dll.
Pertanian Sebagai Industri Pariwisata Dan Kesehatan Rohani
Tanaman pertanian maupun tumbuhan liar, contohnya perkebunan teh dan gunung
yang menghijau merupakan obyek pariwisata dan penyedia kesehatan rohani, terutama bagi
orang  yang  sudah  penat  dan  suntuk  serta  lelah  bekerja.   Setiap  akhir  pekan,  apalagi  saat
liburan, jalur Puncak Cianjur yang sejuk dan teduh serta menenangkan, selalu dipenuhi oleh
orang-orang untuk berlibur atau menenangkan diri.  Bayangkan hanya dengan menyediakan
alam  yang  asri  dan  indah,  pemasukan  dari  sektor  pariwisata  di  Puncak  sudah  sangat
berkonstribusi  kepada  nilai  ekonomi  dari  tanaman  tehnya  sendiri.  Kalau,  semakin  lama
semakin  banyak  pejabat  dan  orang  kaya  mengonversi  hutan  dan  kebun  teh  di  Puncak
menjadi vila-vila dan hotel untuk kesenangan segelintir orang, berapa banyak kerugian yang
akan dialami.
Perikanan,  sub-bidang  pertanian  lain,  kini  bukan  saja  menjadi  pemasok  protein
hewani  sebagaimana  subbidang  peternakan,  tetapi  juga  menjadi  sebuah  alat  hiburan  dan
pelepas  penat  juga.   Kolam  pancing  menjamur  dimana-mana  dengan  peminat  dari  segala
lapisan kehidupan dan berbagai tahapan usia.
Beberapa  point  di  atas,  kiranya  cukup  menggambarkan  betapa  multifungsinya
pertanian bagi kehidupan manusia.
KONTRIBUSI APA YANG DAPAT KITA LAKUKAN
UNTUK MENGAPRESIASI PERTANIAN
Berdasarkan  pemaparan  di  atas,  tidak  dapat  dipungkiri  bahwa  bidang  pertanian
dalam  beberapa  hal  merupakan  satu-satunya  bidang  yang  menyediakan  kebutuhan  utama
bagi  keberlangsungan  hidup  manusia,  terutama  untuk  oksigen,  air,  dan  pangan.   Adalah
benar bahwa manusia tidak akan ada di muka bumi ini jika pertanian tidak dilakukan, atau
dalam kata lain, tak akan ada kehidupan di muka bumi ini jika tidak ada pertanian.
Ironisnya,  bagi  sebagian  masyarakat  Indonesia,  terutama  para  generasi  mudanya,
citra  pertanian  semakin  lama  semakin  memudar.   Bidang  pertanian,  hanyalah  dipandang
sebelah  mata,  dan  dianggap  sebagai  bidang  yang  tidak  menarik,  kotor,  kumuh,  dan  tidak
menjanjikan  masa  depan  sama  sekali.   Tidak  heran  jika  kemudian  minat  untuk  menekuni
4 | T a r k u s  S u g a n d a  : M a n f a a t  P e r t a n i a n
atau mempelajari bidang pertanian semakin lama semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat
dari semakin menurunnya jumlah calon mahasiswa yang mendaftar ke fakultas pertanian.
Hal  ini  diperparah  oleh  semakin  lunturnya  apresiasi  orang  tua  calon  mahasiswa,
bahkan  oleh  mereka  yang  bermata  pencaharian  dalam  bidang  pertanian.   Para  orang  tua
tersebut  menganggap  bahwa  bidang  pertanian  tidak  dapat  menjanjikan  karir  atau
penghasilan yang cukup, sebagaimana layaknya bidang kedokteran, teknologi informasi, atau
teknik.
Tulisan  ini  tidak  dimaksudkan  agar  semua  orang  harus  beraktivitas  di  bidang
pertanian  secara  langsung,  karena  untuk  melakukan  aktivitas  pertanian,  juga  dibutuhkan
berbagai profesi lain. Yang justru diinginkan adalah adanya rasa hormat atau apresiasi dari
profesi  apa  pun  terhadap  pertanian,  dan  karena  kurangnya  apresiasi,  jangan  sampai  justru
kontra produktif terhadap kegiatan pelestarian dan pengembangan pertanian.
Seharusnya,  profesi  apa  pun,  dapat  menunjukkan  apresiasi  terhadap  pertanian.
Pertama, tidak menganggap hina mereka yang berkiprah secara langsung di dunia pertanian.
Petani  misalnya,  merupakan  pahlawan-pahlawan  yang  menyediakan  pangan  buat  seluruh
manusia.   Kedua,  profesi  apa  pun  kita,  jadilah  orang-orang  yang  mendukung  pertanian,
jangan  merusak  lahan  pertanian,  misalnya  jika  jadi  pejabat  atau  pemilik  modal,  jangan
mengonversi  lahan  pertanian  menjadi  perumahan  atau  pabrik.   Jika  jadi  pegawai  bank,
bantulah  petani  dengan  mempermudah  atau  tidak  mempersulit  kredit.   Jika  jadi  importir,
jangan  mengimpor  produk  yang  menjadi  pesaing  produk  dalam  negeri.   Jika  jadi  penyanyi
atau penyair atau pencipta lagu, ciptakan syair dan lagu yang mendukung pertanian. Jika jadi
industriawan,  jangan  mencemari  lahan  pertanian.   Jika  jadi  pengusaha  sarana  dan  bahan
pertanian,  jangan  mempersulit  pengadaannya.   Atau,  paling  tidak,  jika  jadi  konsumen,
berusahalah  untuk  membeli  dan  mengonsumsi  produk  pertanian  negeri  sendiri,  misalnya
dengan lebih memilih minum teh dibandingkan minuman bersoda berbahan baku impor.
Insya  Allah,  setiap  orang,  setiap  profesi,  dapat  berkontribusi  bagi  pelestarian  dan
kemajuan  pertanian  Indonesia,  sehingga  pertanian  Indonesia  akan  menjadi  tuan  rumah  di
negerinya sendiri. Bangsa yang mandiri adalah bangsa yang mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya  sendiri.   Mengimpor  memang  mudah,  tapi  itu  menyedot  devisa  yang  sangat  luar
biasa besarnya, dan biasanya uangnya berasal dari dana pinjaman.
Mari mencintai pertanian karena tanpa pertanian tidak akan ada kehidupan. Mari
menghargai petani, karena tanpa petani tidak akan ada lain profesi.
(Margahayu Raya, 19 September 2010:
Untuk Unpadku tercinta yang berdiesnatalis ke-53).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar